Wahai Malam, aku mengagumimu karena kau “adalah”
Dalam bahasa yang berbeda, yang tak sampai aku pahami
Biarlah apa menjadi mengapa
Karena dimana dan kapan adalah kebenaran.
Puisi tak mampu memperdaya kata-kata
Selogan tak mampu mencapai tema
Jiwa tak mampu mendengar sya’ir gelap tubuh
Bendera tak mampu membaca gambar
Adalah gelap dalam gelap
Suing Hamba,
Tebarkan pesona dalam gemerlap malam
Kuasa tapi menjadi budak siang
Idealisme kosong cap kambing busuk tak bertuhan
Haruskah mengapa menjadi pahlawan?
Suing Hamba,
Dinding-dinding suci tak mampu membacanya
Seolah hanya mendekap dalam gemercap panggilan
Sujud tak menentukan identitas
Haruskah apa menjadi pahlawan?
Suing Hamba,
Ucapan menjadi pola piker
Gulungan-gulungan hambal tulisan menjadi pengokoh
Dalam otak yang penuh kejenuhan
Haruskah Dimana menjadi pahlawan?
Suing Hamba,
Biarlah manusia menjadi sahaya
Tanpa mereka, manusia akan hidup
Tanpa mereka pula, manusia akan mati
Dan merekalah manusia selesai
Sampai hidup akan menjadi mati
Dan mati menjadi hidup.
Itulah, “Suing Hamba”
_______________________
Malang, 15/11/2011
Semoga dikabulkan :-)