Kenikmatan yang Sesaat

Judul                 : Neraka Dunia
Pengarang         : Nur Sutan Iskandar
Penerbit            : Balai Pustaka
Cetakan            : V. 2000
Tebal Halaman  : 166 halaman  

               





    Saya Kagum setelah membaca buku ini (Neraka Dunia), dan menyambut baik kreativitas Bapak Nur Sutan Iskandar yang mengarang buku ini.
                Menurut penulis muda asal Yogyakarta Ahmad Badrus Sholihin, makna yang terkandung dalam buku ini sangatlah indah, dan perlu dihayati dalam setiap kalimat maupun kata-kata yang terdapat pada setiap bab, karena bisa menjadi suatu introspeksi diri atau perbaikan diri bagi orang yang membacanya khususnya kalangan muda/pelajar seperti kita.      

Aku dan Siapa...??

Aku
Aku tak tahu harus dimulai dari mana?
Perbincangan tentang aku ini.
Aku seakan tak aku.

Aku bertanya kepada aku, ”Untuk apa aku dihidupkan dalam diriku aku?”
Aku pun menjawabnya, ”Kau diciptakan agar aku bisa menjadi aku yang sebenarnya.”
Aku menyanggahnya, ”Tapi, kenapa aku sampai sekarang tak menjadi aku?”
Aku pun menjawabnya, ”Karena kau tak merasa menjadi aku sebenarnya.

Wahai aku, sampai kapan engkau tak ada?
Apa aku harus menunggumu 1000 tahun lagi.
Pastinya itu tak akan, wahai aku.
Karena aku sangat meng-aku-kanmu.

Aku, kapan engkau meng-aku-kanku?
Aku sudah tak sabar lagi akan sampai ke aku-anmu.
Semua orang sudah meng-akukan dirinya sendiri.
Terus, aku harus bagaimana, wahai aku?

Aku tak bisa berpikir tanpa aku-mu disemakku.

    Aku akan sedar, wahai aku
    Aku-ku telah hilang ditelan kedamaian aku-mu.
    Hingga waktu akan meng-akukanmu.
    Dan aku telah tiada.

_____________________
Malang, 29 Maret 2011
Al_Faqier 93, 0.59 WIB

Sikap itu...

Setelah menyimak Diantara Bidadari-bidadari
Aku terlelap berabad-abad
Tercebur dikesunyian Ombak-ombak
Bermimpi diselaksa Tengkorak-tengkorak
Berdansa di Hutan Mimpi-mimpi

Barangkali Aku Menunggu Pergulatan
Atau Diam-diam Malah menyongsongnya
 Takterpikir Kalah atau Menang
Karena masih di rundung kabut kebekuan

Debur cemas membangunkanku
Bergema diseluruh Ruangan Jiwa
Dan ketika mataku terbika sempurna

Akupun berDo’a
Agar Aku terlahir lagi Dengan
Bermata Buta
Bertelinga Tuli
Bermulut Bisu
Bernafas Dungu

Yang tak Mampu lagi Mengeja huruf dan Sandi-sandi
Yang kau Tebar di segala Penjuru Mata Hati

Semoga Tuhan meloloskan Aku dalam pertarungan menghadapi musuh yang ku ciptakan sendiri.
_____________________
Malang, 26 Maret 2011
Ibn. Rusyd

Ahmadiyah

1. Dasar Pemikiran.
Ahmadiyah lahir sebagai sebuah gerakan keagamaan di India pada paruh akhir abad 19 M. Faktor yang sangat memotivasi munculnya aliran ini adalah kemunduran umat Islam di India pada  bidang agama, politik, ekonomi, sosial dan bidang kehidupan kehidupan lainnya, terutama pasca pecahnya revolusi India 1857 yang berakhir dengan kemenangan Inggris, sehingga India dijadikan sebagai salah satu Negara koloni Inggris yang terpenting di kawasan asia1.
Sebagai sekte, Ahmadiyah merupakan gerakan keagamaan yang dipimpin oleh Mirza Ghulam Ahmad (1835-1908) di Qadian, Punjab, India. Karena beberapa doktrinnya, gerakan yang lahir tepatnya tahun 1889 ini di kalangan muslim sunni ortodoks, dianggap menyimpang dari ajaran Islam sebenarnya. Oleh kalangan yang kontra dengan Ahmadiyah dilabeli sebagai aliran sesat dan menyesatkan. 
Beberapa ajaran yang dituduhkan dan dianggap menyimpang di antaranya ialah;  Meyakini bahwa Mirza Ghulam adalah al-masih yang dijanjikan; Meyakini bahwa Allah berpuasa dan melaksanakan shalat, tidur, mendengkur, menulis dan menyetempel, melakukan kesalahan, dan berjimak; Keyakinan bahwa Tuhan adalah berbangsa Inggris, karena Dia berbicara dengan mereka menggunakan bahasa Inggris; Malaikat Jibril datang kepada Mirza Ghulam Ahmad, dan memberikan wahyu dengan diilhamkan sebagaimana al-Qur'an; Menghilangkan aqidah/syariat jihad dan memerintahkan untuk menaati pemerintah Inggris,
 
Al_Mutahawwil © 2010 | Designed by Trucks, in collaboration with MW3, Broadway Tickets, and Distubed Tour