Sungguh tak bisa dinilai dengan angka-angka,
dan kata-kata kemulyaanmu, wahai Nabi
Pohon yang sebelumnya berdiri dengan mengahnya,
terlalu takut untuk melampui deratmu, wahai Nabi
Cinta kaummu melepas kebisingan suara-suara syaithon
Yang mengelilingi gendang telinga mereka.
Gunung pun tertunduk malu, seraya berucap
"Aku tak lebih dari sebuah atom-atom tak ada apa-apanya jika dibanding dengan besar tinggi derajatmu, wahai Nabi. "
Tanah pun juga berucap. "Tubuhku sangat bahagia jika selalu ditapaki olehmu, Wahai Nabi."
Dan aku pun tak kalah berucap, "Wahai Nabi, aku tak tahu apa yang harus aku ucapkan terhadapmu."
_______________
Jember, 14 February 2011.
Al_Faqier '93
0 komentar:
Posting Komentar