Sendiri,
Menahan pilu,
Tak keluar sampai otak tak bereaksi
Terpencar sembilu
Label:
Antologi Puisi
Kasihan Bumi Kita.
Kasihan bumi kita.
Tiap hari harus menangis tersedu-sedu melihat rambutnya tercukur oleh kutu-kutu gila.
Airnya masih berkerut kesat bak berlumuran darah dan dosa.
Masih, bisa memberikan ruang kepada mereka.
Label:
Antologi Puisi
Sapa Pagi Ini, dan Seterusnya.
Maha Suci Allah, yang telah memberikan nikmat sejuk dikala fajar menyongsong dengan dzikir paginya, hingga para pujangga-pujangga tak tak henti-hentinya memberikan sapaan-sapaan lewat syair-syair indahnya karena tak kuat dengan segala ketakjuban yang engkau ciptakan, sehingga mereka terkulai lemah hanya karena tak punya kata-kata yang pas untuk mereka utarakan demi rasa kagumnya kepada Engkau.
Label:
Antologi Puisi
Sejarah Cintaku
Setiap pemuda sepertiku mengingat cinta pertama dan mencoba merasakan kembali saat aneh itu, kenangan yang mengubah perasaanku yang paling dalam dan membuatnya sangat bahagia meski merasakan semua kepahitan misterinya. Dalam kehidupanku ada seseorang wanita yang tiba-tiba muncul baginya pada musim panas kehidupannya dan mengubah kesendirianku menjadi saat-saat bahagia dan mengisi keheningan malam-malamnya dengan musik.
Label:
Antologi Puisi

Tuhan.
Berada dalam keheninganku.
Menyusuri akal sehatku.
Dalam kegelapan dan kesendirian hatiku.
Pasang Surut Imanku
Tuhan.
Berada dalam keheninganku.
Menyusuri akal sehatku.
Dalam kegelapan dan kesendirian hatiku.
Langganan:
Postingan (Atom)