83. Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain. Katakanlah: "Aku akan bacakan kepadamu cerita tantangnya".
84. Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan kami Telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu,
85. Maka diapun menempuh suatu jalan.
Arti yang terkandung dalam ayat di atas sarat akan kontroversi, sejak zaman sahabat sampai dengan sekarang kebanyakan mufassir mendiskusikan siapakah Dzul-Qornain itu? Sehingga banyak terjadi perbedaan pendapat di kalangan khalayak mufassiriin.
Al-Biqa’i menghubungkan kelompok ayat ini dengan kelompok sebelumnya dari sisi perjalanan di bumi. Kisah Nabi Musa as. Adalah perjalanan menuntut ilmu, dan kisah Dzul-Qornain adalah perjalanan melakukan jihad. Yang pertama didahulukan karena tingginya derajat ilmu, sebab ilmulah asas bagi segala kebahagaiaan serta syarat bagi segala persoalan. Demikian al-Biqa’i
Ayat diatas menyatakan: Mereka, yakni orang-orang kafir Mekkah bertanya kepadamu wahai Nabi Muhammad tentang ihwal Dzul-Qarnain. Kami akan mewahyukan kepadamu jawabannya, untuk itu katakanlah, “Aku insya Allah akan menyampaikan secara berurut. Mengisahkan kepadamu sebagian beritanya, berita Dzul-Qarnain secukupmenjadi pelajaran bagi kamu semua. Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan kepadanya di (muka) bumi, dan kami Telah memberikan kepadanya jalan (untuk mencapai) segala sesuatu, yakni jalan segala sesuatu yang dai Butuhkan untuk mencapai apa yang dia kehendaki di dunia ini. Ternyata dai hendak memperluas kekuasaanya maka dia pun menempuh sekut tenaga suatu jalan menuju bumi sebelah barat dengan menggunakan cara, sarana dan prasarana guna mencapai sukses yang telah di janjikan Allah kepadanya.
Ayat ini menjelaskan siapa Dzul-Qarnain, bukan saja karena demikianlah kebiasaan al_qur’an tidak menyebut nama, tetapi juga karena memang mereka bertanya itu menanyakan kecuali ihkwalnya, bukan namanya.
Tinjauan Pendapat Para Mufassiriin
Berbeda-beda pendapat ulama’ tentang apa yang dimaksud dengan Dzul-Qarnain yang secara harfiah berarti Pemilik dua tanduk, dan siapakah tokoh yang dipuji al-Qur’an ini. Menurut Wahab ibn manbah Dzul-Qarnain adalah sebuah gelar yang diberikan kepada seseorang karena memakai perisai kepala yang terbuat dari tembaga menenyerupai tanduk, sebagian ahli kitab menyebutkan bahwa Dzul-Qarnain adalah raja kerajaan Romawi yaitu Iskandar Tsani, adapula yang mengatakan seseorang yang bejalan dari arah terbitnya matahari hingga arah terbenamnmya matahari, ada juga yang berkata bahwa dia mencetak uang logam dengan gambar berbentuk dua tanduk ang melambangkan dirinya seruap dengan Amoun, yakni yang dipertuhan oelh orang-orang Mesir kuno.
Tokoh ini menurut sementara ulama’ adalah Alexander The Great dari Macedonia. Ada juga berpendapat bahwa dai adalah salah seorang penguasa Himyar (Yaman). Dengan alasan bahwa penguasa-penguasa Yaman menggunakan kata Dzu pada awal namanya seperti Dzu Nawas dan Dzu Yazin. Konon namanya adalah Abu Bakar Ibn Afriqisi. Dai berangkat dengan pasukannya menulusuri Mediteranaian, melampui Tunis dan Maroko, lalu membangun kota Tunis dan menamainya dengan namanya sendiri yaitu Afriqiah sehingga seluruh wilayah di benua itu dinamai Afrika sampai kini. Dia juga dinamai Dzul-Qarnain karena dia mencapai wilayah yang dinamai Kedua tanduk matahari.
Riwayat lain menyatakan bahwa dia adalah Pendiri Persia, yakni Koresy (539-560 SM). Tokoh ini dikenal saleh dan bijkasana antaralain tercermin dalakm izinnya kepada orang-orang Yahudi meninggalkan Babel kembali ke Yerusalem (Perjanjian Lama Ezra 1), serta bantuannya mendirikan kembali rumah peribadatan Yahudi di Yerussalem (Ezra 6).dia menaklukkan Mesir, lalu menyeberang ke Yunani dan terus ke arah barat, alalu melanjutkan perjalannanya ke arah timur. Dalam Perjanjian Lama, tokoh ini banyak disebut antara lain dalam Daniel 8 Thabathaba’i menulis bahwa ini sejalan dengan isyarat al-Qur’an yang disebut pada ayat 86 dalam surat ini. Perjalanan ke barat ini agaknya – menrut Thabataba’i – adalah sampai ke pantai barat Asia Kecil. Selanjutnya perjalanannya ke timur wilayaha padang Pasir Terbesar. (Ini terdapat di Afrika Utara mencakup wilayah-wilayah negara Arab di Maghrib, juga Mesir, Sudan Mali, Nigeria, dan Chad yang luas keseluruhannya delapan juta kilometer persegidan panjangnya sekitar lima ribu kilometer). Adapun dinding atau benteng yang dibangunnya yakni di daerah pegunungan Qafqaz di suatu tempat yang dikenal dengan nama Dairul (dalam bahsa Turki) atau Bab Al-Hadid, tepatnya di suatu tempat antara kota Taplis dan Wilady Kuikuz. Di sinilah dibangun dinding itu. Ini adalah dinding satu-satunya yang dibangun dengan batu dan besi, dan sesuai dengan penjelasan ayat 95 di bawah. Salah satu yang mendukung pendapat ini adalah adanya suatu sungai di sana ang dinamai sengai Cyrus yang merupakan nama bagi Koresy di kalangan orang-orang barat. Demikian lebih kurang Thabataba’i.
Pendapat pertama adalah yang paling populer, tetapi Alexander dari Macedonia itu t dikenal sebagai sebagai penyembah berhala. Jadi bagaimana mungkin dia yang dimaksud, padahal yang dimaksud adalah sebaliknya.
Sayyid Quthub dalam catatan kaki tafsir Tafsir Fii Zilaali Al-Qur’an (vol 4, hal 2288) menulis bahwa telah ditemukan suatu benteng/ dinding di dekat kota Tirmidz yang dikenal dengan Bab Al-Hadid. Pada abad XV peneliti Jerman, S. Berger, melewati dinding tersebut dan mencatat pengalamannya pada karya tulisnya. Demikian juga sejarawan Spanyol , Clavigo, dalam perjalanannya tahun 1403. Dia menulis bahwa dinding yang ada di Bab Al-Hadid yang berada dalal jalur Samarkand dan India, boleh jadi itulah yang dibangun oleh Dzul-Qarnain.
Thahir Ibn Asyur berpendapat bahwa Dzul-Qarnain adalah salah seorang penguasa China. Ada lima alasan yang dikemukakannya.
Pertama, penduduk China sejak dahulu kala terknal sangat mahir dalalm berproduksi dan siasat
Kedua, salah satu ciri mereka adalah memanjangkan rambut dan mengikatnya menjadi dua ikatan
Ketiga, kebanyakan raja-raja mereka dikenal adil dan bijaksana dalam memerintah
Kempat, di wilayah antara China dan Mongolia terdapat tembok yang sangat besar yang dikenal oleh banyak oang dengan nama The Great Wall (Tembok Agung).
Kelima, riwayat melalui Umm Habibah, dari Zainab binti Jahsy bahwa pada suatu malam Nabi saw. Keluar rumah lalu bersabda, “sungguh celaka orang Arab, akibat suatu bencana yang telah dekat datangnya. Hari ini terbuka tembok/dinding Ya’juj dan Ma’juj sebesar ini (sambil meletakkan ujung jari telunjuk beliau ke ujung ibu jari beliau)” (HR. Bukhari Muslim)
Lebih lanjut Ibn ‘Asyur menulis bahwa punahnya keagungan kekuasaan Arab terjadi di tangan Mongol di Baghdad. Dengan demikian Ya’juj dan Ma’juj adalah orang-orang Mongol dan dinding yang dimaksud adalah yang terdapat antara wilayah Mongolia dan China, yang membangunnya adalah saalah seorang raja bernama Qin Syi Huang yang hidup sekitar 247 SM. Dia terkenal seorang penguasa yang sangat ketat dan berusaha untuk melakukan standarisasi pemikiran masyarakatnya seperti standarisasi hukum, timbangan dan tolak ukur.berbeda dengan Dzul-Qarnain yang disebut dalam ayat diatas.
Kesimpulan
Masih banyak pendapat dan riwayat lain yang sarat kontroversial menyangkut tokoh misterius ini. Namun yang perlu kita ketahui adalah tujuan utama al-Qur’a menguraikan kisah tokoh ini. Siapa pun orangnya dan di mana serta kapan pun terjadinya. Tujuan tersebut adalah Dzikran, yaitu peringatan dan pelajaran bagi umat manusia khusunya bagi para penguasa.
________________________________________________
Daftar Pustaka
Shihab, M.Quraish, Tafsir Al-Misbah (vol 8, hal 112), (Lentera Hati, 2006)
Qhutub, Sayyid, Tafsir Fii Dzilaa Al-Qur’an (vol 4, hal 2288), (Dar Asy-Syuruq,)
Ismail, Ibnu Al-Fida’, Tafsir Ibn A-Katsir (vol 3, hal 106), (Baerut. Lebanon)
Muhammad, Abi Ja’far, Tafsir Jami’ Al-Bayan (vol 16, hal 8), (Dar Al-Fikr)
Moh Isomuddin
Pon. Pes. Miftahul Ulum
0 komentar:
Posting Komentar